Sabtu, 11 Januari 2014

Bangun Lagi Dong Lupus


 

Sebuah usaha reboot yang tidak terlalu berhasil.
Bagi generasi 90-an Indonesia, pasti mengenal sesosok Lupus. Lupus adalah karakter menakjubkan yang lahir dari tangan Hilman Hariwijaya. Lupus dikisahkan adalah anak SMA yang cuek, konyol, kurus, dan memiliki ciri khas rambut jambul dan permen karet. Sebagai anak SMA, dia juga doyan mengerjai teman-teman dan orang-orang disekitarnya. Dikisahkan, keluarga Lupus adalah keluarga kecil yang terdiri dari Lupus, Mami, dan Lulu, adiknya. Sang papi dikisahkan sudah meninggal dunia. Di sekolah, dikisahkan Lupus juga memiliki 2 sahabat karib, Boim (playboy cap duren tiga) dan Gusur (seniman kesasar). Setelah novel Lupus ini booming, Hilman kemudian berkolaborasi dengan Boim (yang ternyata adalah sosok manusia asli) dan membuat Lupus Kecil, yang juga booming. Seri-seri Lupus kemudian berlanjut, dan bahkan diterbitkan juga seri Lulu dan Olga oleh Hilman. Di akhir 90an hingga awal 2000an, Hilman berusaha meremajakan Lupus dengan menerbitkan inovasi Lupus Millenia dan Lupus ABG, yang sayangnya terhitung gagal. Mungkin dikarenakan usia Hilman yang sudah kurang pas dalam membuat komedi atau terlalu banyaknya porsi drama dalam kisah Lupus ini.

 Kini, di tahun 2013, Hilman kembali mencoba menghidupkan kembali tokoh Lupus. Gebrakan yang dilakukan adalah menghadirkan sebuah film berjudul Bangun Lagi dong, Lupus dan novel berjudul sama. Film Lupus ini didukung banyak bintang terkenal seperti Acha Septriasa, Didi Petet, dll. Apakah film ini berhasil booming? Tidak terlalu. Bagaimana dengan novelnya? Mari kita masuk lebih dalam.

Novel ini menceritakan awal mula kehidupan Lupus di SMA Merah-Putih. Dikisahkan, Lupus baru saja pindah ke Jakarta dari Bogor. Lupus juga pindah ke sekolah baru, SMA Merah-Putih. Bahkan di hari-hari pertamanya, Lupus langsung bertemu dengan tokoh-tokoh yang akan meramaikan kehidupannya, Boim, Gusur, dan Poppi. Lupus membantu Boim yang dikejar-kejar orang dari sekolah lain, dan dia juga membantu Poppi yang ditinggal Daniel, pacar Poppi, di tengah jalan. Sedangkan Gusur, Lupus membantu dia memecahkan masalah untuk mencari rumah.

Hari-hari berlalu, dan kita dibawa mendalami kehidupan sehari-hari Lupus dan segala permasalahannya. Mulai dari usahanya mengejar Poppi, membantu Gusur dan Boim, dan akhirnya ikut lomba Go-Green. Semua ini berujung pada ending yang akan membawa kita ke kisah Lupus di SMA Merah-Putih yang dibuka di buku Tangkaplah Daku, Kau Kujitak.
Bagaimana performa Hilman kali ini? Hampir sama dengan inovasi Lupus ABG & Lupus Millenia, di Lupus terbaru ini pun Hilman terasa seperti sudah kehilangan tajinya. Sebagai sebuah buku Lupus, jelas Bangun Lagi dong, Lupus ini benar-benar terasa garing. Guyonan-guyonan khas Lupus yang seharusnya ada pun sudah tidak terasa lagi. Sudah tidak ada lagi rasa tertawa lepas saat membaca buku Lupus klasik. Drama yang dihadirkan pun terasa berlebihan. Kekuatan kisah Lupus jelas adalah komedinya, tapi di buku kali ini, porsi komedi yang ada sangat sedikit, yang banyak malah porsi dramanya. Hilman berusaha menggunakan komedi-komedi masa kini, tapi sayangnya dia seperti tidak menguasai komedi itu, sehingga jatuhnya terasa garing. Terasa sekali bahwa Hilman sudah kehilangan sentuhan midas-nya yang dulu berhasil memboomingkan Lupus. Entah kenapa, Hilman tidak berkolaborasi lagi dengan Boim. Padahal, selama Hilman vakum, Boim tetap aktif menulis kisah komedi dan cukup berhasil. Apabila Hilman berkolaborasi dengan Boim, saya rasa akan sedikit menolong kualitas komedi Lupus ini.

Apakah usaha menghidupkan kembali Lupus ini berhasil? Kalo berkaca dari novelnya, jelas ini adalah suatu kegagalan. Tapi kemudian saya melihat bahwa di pasaran ada satu buku Lupus ABG baru telah terbit. Well, Lupus ABG adalah salah satu judul Lupus yang garing dan gagal, jadi saya tidak akan berharap banyak. Bagaimana dengan filmnya? Saya belum menonton filmnya, tapi apabila menilik dari novelnya (yang kemungkinan besar merupakan draft bagi filmnya), besar kemungkinan filmnya pun tidak terlalu booming. Sungguh sedih rasanya apabila sebuah tokoh sebesar Lupus yang bahkan dulu bisa sampe mewawancarai Duran-Duran harus mati begitu saja. Sayang sekali..



 http://kongcity.wordpress.com/bangun-lagi-dong-lupus-the-novel-2013/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penelusuran